Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) DIY mengadakan acara silaturahmi bersama pemuka dan pengurus dari 79 aliran kepercayaan yang ada di DIY, Senin (7/12). Acara yang dimulai pukul 09.50 WIB dan bertempat di aula Kantor Kejaksaan Tinggi DIY tersebut diikuti oleh sekitar 75 orang peserta yang terdiri dari nara sumber sebanyal 3 (tiga) orang, anggota Tim Pakem DIY sebanyak 8 (delapan) orang, Pengurus Aliran Kepercayaan dan Keagamaan sebanyak 46 orang, para Koordinator, Kasi dan staf pada Bidang Intelijen Kejati DIY, serta Jaksa Fungsional dan pegawai Kejati DIY.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan selanjutnya acara dibuka oleh Kepala Kejaksaan Tinggi DIY Tony T. Spontana, SH.M.Hum selaku Ketua Tim Pakem DIY.
Dalam sambutannya Kajati menyampaikan bahwasanya ada perbedaan mendasar Tim Pakem sebelumnya dengan sekarang. Sekarang wawasan cakupannya diperluas. Dulu pengawas aliran kepercayaan sedangkan sekarang adalah aliran kepercayaan dan aliran keagamaan. Di tingkat pusat sudah dibentuk Tim Pakem yang diketuai Jaksa Agung. Komposisi di tingkat pusat disesuaikan dengan susunan Tim Pakem Tingkat Provinsi.
Kajati menambahkan dulu Tim Pakem pernah dicurigai karena melakukan pengawasan kegiatan para penganut aliran kepercayaan. Padahal pengawas berada pada area strategis demi menjaga toleransi serta ketertiban umum baik antar penganut agama dan penganut aliran agama. Kajati juga menegaskan Jogja sudah bertitel the city of tolerance yaitu wilayah yang menjunjung tinggi toleransi sehingga bisa menjadi barometer nasional untuk kerukunan.
Selanjutnya acara pemaparan oleh 3 orang nara sumber yakni oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY Drs. Umar Triyono, Polda DIY AKBP Sudiro, dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Prof. DR. Nizar S.Ag.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan selesai pukul 12.00 WIB.
Secara terpisah seusai acara, Asisten Intelijen (Asintel) Kejati DIY Drs. Joko Purwanto, SH menjelaskan tujuan acara ini selain silaturahmi juga untuk memudahkan pengawasan, memperbarui data aliran mana yang masih aktif dan memiliki pengikut, serta mengantisipasi munculnya aliran baru yang terindikasi menyimpang atau sesat.
Asintel menambahkan sejauh ini di DIY tidak ada aliran yang dianggap sesat dan radikal, seperti ISIS. Di DIY mayoritas aman dan kondusif.